Hari itu Minggu, 16 Februari 2020 ada kegiatan pelelangan sawah lahan pertanian banda desa. Setiap tahunnya memang selalu diadakan lelang sawah untuk para petani di desaku.
Pelangn sawah ini berbeda dengan pelalangan barang yang bila harga tertinggi dia menjadi pemenangnya. Namun karena beberapa faktor dan saran dari warga desa jadinya dengan metode kocokan.
Setiap warga atau petani di desaku boleh menjadi peserta lelang. Makanya setiap tahun pastinya ada banyak sekali pesertanya. Masa tanam tahun ini saja (shadon 2020 sampai rendeng 2021) ada 138 peserta lelang.
Metode pertama saat pendaftaran lelang, peserta wajib membawa uang satu juta rupiah yang dicatat dan diamplopkan oleh panitia lelang. Uang tersebut nantinya akan menjadi uang muka pembayaran oleh pemenang lelang. Apabila peserta tidak mendapatkan jatah lelang sawah, uang muka tersebut dikembalikan.
Sementara untuk pemenang lelang akan diberi waktu 14 hari pelunasan pembayaran sawah hasil pelelangan. Harga pada sawah pelangan didesaku tahun ini dibedakan menjadi empat kelas. Berbeda dengan tahun kemarin hanya dua kelas.
Harga per kelasnya untuk kelas 1 adalah 17,5jt per bau. Kelas 2 adalah 17,25jt per bau, kelas 3 dengan harga 17jt per bau. Sementata kelas 4 dengan harga 16,5jt per bau.
Petani sendiri yang menang dalam pelelangan ini hanya menggarap setengah bau saja. Jadinya bisa dihitung hanya membayar sekitar 8-11 juta. Karena ada beberapa lahan yang ukurannya lebih panjang yakni 0,65 bau. Total sawah yang dilelang tahun ini adalah 15,63 bau. Jadi ada sekitar 34 pemenang peserta lelang yang mendapatkan sawah.
Pembayaran hasil pelelangan sawah banda desa ini oleh desa sebagai pendapatan asli desa yang dialokasikan untuk pembangunan jalan dan irigasi.
Nah, kenapa judulnya ngga nyambung. Nomer cantik ini yang saya dapatkan adalah dengan nomor 111. Nomor ini keluar dalam kocokan pelelangan. Jadi intinya artikel ini cum ada di paragraf terakhir, wkwkwkw. Semua tulisan di atas itu hanya cerita sekilas mengenai pelelangan.