Menurut aliran behavioristik belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara pesan yang ditangkap panca indra dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara Stimulus dan Respon (S-R). Oleh sebab itulah teori ini dikenal atau disebut dengan teori stimulus respon.
Teori-teori yang termasuk kedalam kelompok behavioristik diantaranya: Koneksionisme, dengan tokohnya Thorndike, Classical conditioning, dengan tokohnya Pavlop, Operant conditioning, yang dikembangkan oleh Skinner, Sistematic behavior, yang dikembangkan oleh Clarek Hull, Contiguous conditioning, yang dikembangkan oleh Edwin Guthrie.
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.
Sedangkan, teori-teori yang termasuk kedalam kelompok kognitif holistik diantaranya: Teori Gestalt dengan tokohnya Kofka, Kohler, dan Wertheimer, Teori Medan (Field Theory) dengan tokohnya Lewin, Teori Organismik yang dikembangkan oleh Wheeler, Teori Humanistik dengan tokohnya Maslow dan Rogers serta teori Konstruktivisik dengan tokohnya yang sangat terkenal yaitu Jean Piaget.
Perbedaan antara aliran behavioristik dan aliran kognitif adalah:
Pertama teori behavioristik mementingkan pengaruh lingkungan, sedangkan teori kognitif lebih mementingkan apa yang ada dalam diri. Kedua dalam teori behavioristik mementingkan pada bagian-bagian, namun dalam teori kognitif mementingkan keseluruhan. Ketiga pada teori behavioristik mengutamakan peran reaksi, dan pada teori kognitif menguatkan fungsi kognitif. Keempat dalam teori belajar behavioristik hasil belajar terbentuk secara mekanis, dalam teori kognitif terjadi kesinambunagan dalam diri.
Kelima teori behavioristik dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, dan teori kognitif tergantung pada saat itu. Keenam teori behavioristik mementingkan pembentukan kebiasaan, dan pada teori kognitif mementingkan terbentuknya struktur kognitif. Ketujuh pada teori behavioristik dalam memecahkan masalah dilakukan dengan cara trial and eror, sedangkan pada teori kognitif untuk memecahkan masalah didasarkan kepada insight.